photo 00b32bbeda6f4a26ab5b4d2d03f7d9e4_zpsa0598be6.jpg
Home » » ADI MAU DI BAWA KEMANA

ADI MAU DI BAWA KEMANA

Written By ADI LAMPUNG on Jumat, 09 Mei 2014 | 19.38

Mungkin ini sebuah kritikan keras terhadap ADI (Akademi Da’wah Indonesia) Lampung, muncul artikel ini dikarena tugas individu dari dosen Jurnalistik. Dalam tulisan ini penulis mengunakan metode anasys content, jadi artikel ini lebih terbuka untuk dikritis oleh pembaca selama kritisi Ilmiyah menurut penulis itu biasa saja dan sudah banyak terjadi diberbagai media, tetapi jika kritisinya tidak masuk logika, mohon maaf penulis tidak akan menerimanya. Penulis berani menulis artikel ini karena penulis adalah salah satu mahasiswa ADI Lampung yang aktif bahkan masuk kedalam salah satu pengurus ADI di bidang secretariat, jadi sedikit tidaknya penulis banyak tau tentang ADI.
Penulis masih bingung memulai dari mana menulis tulisan ini, karena melihat fakta keseharian seperti ada permainan politik didalam Partainya. Oleh karena itu penulis memberikan judul “ADI mau di Bawa Kemana”, yang artinya keadaan ADI sekarang ini berada di dalam keadaan tidak stabil. Bermula dari pertama menjadi mahasiswa penulis banyak mengambil hikmah tentang dimulai dari yang pahit sampai yang menyenangkan un ada didalamnya. Saat ini telah tersebar sebuah kata yang tidak bisa diterima oleh kenyataan, tetapi apa boleh buat kata itu sudah ada dan belum ada yang membantahnya, kata yang dimaksud adalah ADI ada karena Free alias Gratis. Kata ini bisa diartikan bermacam-macam maksud mulai dari karena keluar para mahasiswa tanpa sebab yang jelas dan lagi dengan diskornya 5 mahasiswa pada beberapa minggu sebelumnya, bisa jadi hal ini yang menyebabkan keluarnya kata-kata seperti itu.
Gerakkan ADI dikenal dengan gerakkan da’wah ilallah, sebagai tugas termulia bagi yang mau mengikutinya, yang pasti ADI menginginkan para mahasiswa yang tangguh dan berintergritas didalamnya. Tetapi telah terjadi kesalahan dari misi awal dalam merekrut mahasiswa. Bagaimana tidak, ADI merekrut semua kalangan tanpa memilih dan memilah, sehingga tujuan mahasiswa bisa jadi salah dari visi dan misi awal penbentukkan. Mahasiswa dari SMA dan sekolah umum lain tentunya sangat sedikit yang berintergritas, walaupun ada tetapi sangatlah sedikit, jika hal itu berhasil dibentuk tentunya sangatlah luar biasa hasilnya. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan mahasiswa yang biasa disiplin di pondok pesantren atau aktifis Majid serta Ormas Islam tentunya tidak diragukan lagi ke intergritasannya.
Sehingga patokan dan kurikulum ADI bisa dijalankan dengan lancar tanpa ada hambatan dan paksaan bagi mahasiswa, tetapi kenyataan ADI tidak seperti itu. ADI lebih banyak merekrut mahasiswa asalnya adalah para pengannguran, anggota preman dan bebarapa orang yang tergolong lumayan kenakalannya, dalam hal ini ADI mengambil alasan “jika para mahasiswa yang kenakalannya bisa diluruskan, akan menghasilkan pahala yang begitu besar dari Allah l, tetapi sekali lagi penulis bisa mengatakan, ini merupakan sebuah kesalahan dari visi dan Misi awal yaitu membentuk kader da’i ilallah bukan menyadarkan para preman.  Kesalahan besar yang kedua yaitu cara menyadarkannya juga tergolong salah dalam metodeloginya.

Mana mungkin bisa disamakan mahasiswa yang sudah lurus dengan mahasiswa yang masih parah rusaknya, misalnya dalam kasus skorsing 5 mahasiswa terbukti hilang satu orang mahasiswa karena tidak bisa tahan dengan peratuan yang ditetapkan. Menurut salah seorang mahasiswa yang tidak mau disebut namanya mengatakan: sebenarnya dia hampir saja berubah dari kenakalannya, tetapi berhubung dengan diskornya dia malu dan lebih memilih untuk keluar dari ADI, padahal dia dari awal dia sudah niat untuk berubah agar tidak merokok lagi dan berusaha untuk membaca buku-buku keagamaan yang telah banyak dibeli dari Jakarta paska kunjungan kunjungan ke STID.Muhammad Natsir.
Dari sisi lain, tata cara menasehati mahasiswa tanpa memandang keadaan dan sikap mahasiswa, tidak bisa disamakan seorang mahasiswa yang tidak pernah dimarah atau dilecehkan oleh orang lain, disamakan dengan mahasiswa yang sering di marah-marah, atau bahkan dilecehkan sudah tidak ada apa-apanya bagi dia lagi, dalam hal ini  dia bisa mengambil pelajaran dari marahnya kita kepada dia. Dalam kejadian sudah di pastikan 70% akan keluar satu mahasiswa lagi. Terus apa yang akan terjadi dengan ADI jika mahasiswa yang sudah ada bisa hilang dan bagaimana membuat umpan untuk memancing mahasiswa lain. Seharusnya jika menginkan mahasiswa yang berintergritas, ADI lebih memilih mahasiswa asal pondok dan mahasiswa yang aktifis walaupun harus mencari dan menyeleksinya akan mengeluarkan biaya yang banyak tetapi hal ini sesuai dengan misi dibandingkan mencari mahasiswa asal-asalan yang belum tentu bisa diluruskan apa lagi mencapai target yang tinggi. Ditambah peraturan yang mungkin membosankan bagi kehidupan para mahasiswa, maka langkah ADI harus memikirkan kembali apa tujuan pendiriannya.
Dari permasalahan diatas penulis berpesan agar mahasiswa dapat meluruskan kembali niat dan memsesuaikan diri dengan tujuan pendirian ADI dan bersabar dengan tetap bertawakal kepada Allah l semoga Allah memberikan yang terbaik kepada kita semua. Penulis juga berpesan kepada ADI untuk kembali meneliti keadan, situasi dan kondisi mahasiswa serta terus memberi semagat agar tidak lepas dari hasil yang telah ditangkap, selanjut memperhatikan kembali apa langkah yang harus diambil agar bisa menciptakan keharmonisan antara mahasiswa dan ADI, dengan cara memandang beda antara mahasiswa yang sudah lurus dengan mahasiswa yang masih tegolong belum bisa dikatakan lurus, dengan tetap mengambil tindakan kehati-hatian terhadap mahasiswa. Mudah-mudahan terbentuk dan mencapai tujuan apa yang diharapkan baik mahasiswa maupun Akademika dan jangan lupa agar terus bermuhasabah dan intropeksi diri kita sendiri.
Mohon Maaf atas kelancangan tulisan ini.

     Metro, 29 April 2014

Penulis: aktifis dunia Cyber dan designer Web
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ADI LAMPUNG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger