KURIKULUM
A.
MUQADDIMAH
Indonesia
tengah berada dalam krisis multidimensi. Musibah dan bencana datang silih
berganti. Jika mengacu kepada penjelasan Allah
dalam surat al-Isra’ ayat 58, sangat boleh jadi hal itu
disebabkan karena kemungkaran dan kemaksiatan yang terjadi di negeri ini
nampaknya bukan hanya sebatas tumbuh dan berkembang, tetapi juga ditumbuhkan
dan dikembangkan.
Melihat
fenomena tersebut hendaknya ada sebuah gerakan penyelamatan ummat dan bangsa
dari kehancuran itu, Allah berfirman:
(#qßJÅÁtGôã$#urÈ@ö7pt¿2«!$#$YèÏJy_wur(#qè%§xÿs?4(#rãä.ø$#ur|MyJ÷èÏR«!$#öNä3øn=tæøÎ)÷LäêZä.[ä!#yôãr&y#©9r'sùtû÷üt/öNä3Î/qè=è%Läêóst7ô¹r'sùÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/$ZRºuq÷zÎ)÷LäêZä.ur4n?tã$xÿx©;otøÿãmz`ÏiBÍ$¨Z9$#Nä.xs)Rr'sù$pk÷]ÏiB3y7Ï9ºxx.ßûÎiüt6ãª!$#öNä3s9¾ÏmÏG»t#uä÷/ä3ª=yès9tbrßtGöksE
”Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamubercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.”(QS. Ali Imran ayat 103)
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, gerakan penyelamatan yang pernah berhasil
menyelamatkan manusia dari kehancuran hanyalah gerakan da’wah. Gerakan ini
telah terbukti efektif semenjak diutusnya para nabi dan rasul, sejak zaman nabi
Nuh
hingga nabi Muhammad
. Mereka datang pada saat yang tepat, mengemban tugas menyampaikan
risalah, untuk menyelamatkan ummat
manusia dari jurang kehancuran.
Permusuhan
abadi antara iblis dengan manusia, menjadikan
manusia harus senantiasa mewaspadai gerakan syaithan –baik syaithan dari
jenis jin maupun manusia ataupun kolaborasi antara keduanya- yang ingin selalu
menghancurkan kehidupan manusia. Karena itu berakhirnya era kerasulan tidak
berarti pula berakhirnya gerakan penyelamatan. Gerakan penyelematan harus terus
digelorakan oleh gerakan da’wah dan itulah makna; “risalah merintis da`wah
melanjutkan,” demikian istilah Pak Natsir.
Karena
itu, sebagai solusi mengatasi Indonesia dari keterpurukan, Dewan Da’wah
Islamiyah Indonesia mencanangkan sebuah gerakan “Selamatkan Indonesia dengan
Da’wah”.Sebuah upaya untuk melakukan gerakan da’wah yang terprogram dengan baik
dalam menghadapi krisis multidimensi yang melanda negeri ini. Da’wah masih
tetap diperlukan walaupun kehidupan manusia sudah berada pada tahap kemajuan
dan kesejahteraan.
Unsur
terpenting dari kegiatan da`wah adalah da’i. Da’i adalah pelaku dan penggerak
da’wah untuk melakukan gerakan penyelamatan dan perubahan itu. Pimpinan Dewan
Da’wah mengamanahkan kepada Akademi Da’wah Indonesia sebagai lembaga pendidikan
da’i yang secara khusus membidani lahirnya para da’i yang diperlukan ummat di
berbagai daerah.
Dalam rangka menunaikan amanah itu,
berdirinya Akademi Da’wah Indonesia di berbagai penjuru tanah air menjadi
sangat penting. Keperluan ummat akan segera terjawab bilamana tenaga da’i dapat
terpenuhi dengan baik. Tentu saja, para da’i yang akan menjadi ujung tombak
perubahan ummat tersebut harus memiliki kemampuan yang memadai. Untuk itulah,
keberadaan lembaga pendidikan da’i, sekali lagi memiliki posisi penting yang
tidak dapat ditawar lagi.
B. VISI
Visi ADI adalah “Menjadi pusat pendidikan
da’i untuk pengembangan da’wah Islam menuju terwujudnya tatanan kehidupanyang Islami”. Visi ini merujuk pada visi Dewan Da’wah
yaitu“Terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang Islami” (Anggaran Rumah Tangga Dewan Da’wah
Islamiyah Indonesia pasal 4 ayat 1).
Akademi Da’wah
Indonesia merupakan salah satu lembaga kaderisasi da’i di bawah naungan Dewan
Da’wah Islamiyah Indonesia. Harapannya, para da’i yang ditempa di lembaga ini
akan turut serta memperbaiki dan menyelamatkan Indonesia dari jurang kehancuran
dan tetap mengawal Indonesia dengan da’wah ketika bangsa Indonesia sudah
mencapai kesejahteraan. Mereka akan ditugaskan untuk mengembangkan da’wah
Islam di berbagai wilayah, baik di perkotaan, pedesaan, hingga pelosok
Nusantara.
Para da’i
yang dilahirkan dari rahim Akademi Da’wah Indonesia harus memiliki keteguhan
iman dan taqwa dalam melaksanakan da’wahnya. Dengan demikian, kegiatan
da’wahnya akan tetap berjalan, berkembang dan istiqamah di jalan da’wah
ilallah. Di sisi lain, keteguhan iman dan taqwa itu juga harus dibangun di
tengah-tengah ummat. Karena Allah
. hanya akan melimpahkan keberkahannya bagi penduduk negeri yang beriman
dan bertaqwa.
qs9ur¨br&@÷dr&#tà)ø9$#(#qãZtB#uä(#öqs)¨?$#ur$uZóstGxÿs9NÍkön=tã;M»x.tt/z`ÏiBÏä!$yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#ur`Å3»s9ur(#qç/¤x.Mßg»tRõs{r'sù$yJÎ/(#qçR$2tbqç7Å¡õ3t
“Jika sekiranya penduduk negeri
negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan(ayat ayat Kami) itu,
maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al
A’raf: 96)
Semua itu
dilakukan demi terciptanya ketahanan ummat dan bangsa. Antara ummat dan bangsa
adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Haji Agus Salim
pernah mengatakan, “Agama Islam timbul dan tumbuh di dalam ruh bangsa kita di
sini dari bermula ditumbuhi benihnya. Patut sekali kita katakan bahwa agama
Islam bagi bangsa kita adalah agama sebangsa, malah agama kebangsaan.’ (Anwar Harjono et. al, M. Natsir, Sumbangan dan
Pemikirannya untuk Indonesia,hlm. 5-6)
Maka dari itu,
keberadaan Akademi Da’wah Indonesia ini diharapkan dapat melahirkan para da’i
yang memiliki kepedulian terhadap ketahanan ummat dan bangsa, serta
keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari upaya
pihak-pihak yang hendak merusaknya dengan kemungkaran, kemaksiatan, serta
usaha-usaha pelemahan lainnya.
C.
MISI
Berdasarkan Misi Dewan Da’wah, yang diantaranya
adalah “Mewujudkan tatanan kehidupan yang islami, dengan
menggiatkan dan meningkatkan mutu da’wah di Indonesia yang berasaskan Islam,
taqwa dan keridhaan Allah Ta’ala”.(Anggaran Rumah
Tangga Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Pasal 4, ayat 2a). Maka ditetapkanlah
misi Akademi Da’wah Indonesia sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah menurut pemahaman ahl as-sunnah wa al-jama`ah.
2. Melaksanakan
penelitian da’wah yang berorientasi pada pemecahan problematika keummatan dan bangsa.
3. Melaksanakan
pelayanan da`wah kepada ummat dan bangsa.
Dengan merujuk
kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, Akademi Da’wah Indonesia menetapkan tiga
misi pendidikannya. Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajarannya Akademi Da’wah Indonesia mengacu pada
Al Qur’an dan As
Sunnah, dengan mengikuti pemahaman ahlus sunnah wal jama’ah dalam manhaj
salafush shalih. Dengan komitmen ini Akademi Da’wah Indonesia diharapkan akan mampu
melahirkan da’iilallah atas dasar iman dan taqwa.
Selain pendidikan
dan pengajaran, Akademi Da’wah Indonesia juga menyelenggarakan penelitian da’wah dalam
mensukseskan pendidikanda’i ilallah. Penelitian yang diselenggarakan
diharapkan tidak menyimpang dari ruang lingkup da’wah. Dengan penelitian da’wah
tersebut diharapkan dapat menjawab problematika keummatan dan kebangsaan.
Disisi lain
pelayanan masyarakat juga merupakan bagian terpenting dalam sebuah perguruan
tinggi. Maka dari itu,Akademi Da’wah Indonesia diharapkan mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berbasis kepada
teori da’wah dan pengembangan masyarakat Islam. Pelayanan masyarakat tersebut terlihat dalam
berbagai bentuk kegiatan seperti pembinaan masyarakat marginal, kafilah da’wah pedalaman dan bentuk-bentuk lainnya.
D.
TUJUAN
Berdasarkan visi dan misi di
atas, ditetapkanlah tujuan ADI sebagai berikut:
1. Melahirkan da’i yang memiliki integritas
sebagai da’i ilallah.
2. Melahirkan da’i yang memiliki dasar-dasar
‘ulumuddin dan skil da’wah.
3. Melahirkan da’i yang memiliki skill
da’wah untuk pengembangan masyarakat Islam.
Akademi
Da’wah Indonesia memiliki tiga tujuan pembinaan dan pendidikan yang terangkum
dalam tiga aspek yaitu; afektif, kognitif, dan psikomotor. Pada aspek afektif,
Akedemi Da’wah Indonesia ingin melahirkan seorang da’i yang memiliki integritas
sebagai da’i ilallah,yaitu
sosok da’i yang melakukan segala aktifitas da’wahnya dalam rangka penghambaan
kepada Allah
. Ia juga menyampaikan materi da’wahnya yang bersumber dari Al Qur’an dan
As Sunnah. Selain itu, orientasi
da’wahnya mengajak ummatmenuju terwujudnya izzul
Islam wal muslimin, dan bukan berorientasi kepada kepentingan pribadi
maupun kelompok.
Pada aspek
kognitif, Akademi Da’wah Indonesia menginginkan munculnya seorang da’i yang
menguasai ‘ulumuddindanda’wah.
‘Ulumuddin diperlukan sebagai bahan da’wah untuk disampaikan kepada ummat,
baik yang berdimensi al amru bil ma’ruf
maupun an nahyu ‘anil munkar. Materi yang disuguhkan tersebut memiliki
landasan syar’i yang merujuk kepada Al Qur’an dan As Sunnah, dengan mengikuti
pemahaman ahlus sunnah wal jama’ah. Selain itu pula ia juga harus menguasai
sejumlah skil da’wah agar dapat menyampaikan da’wah ketengah ummat dengan
efektif dan efisien.
Sementara
pada aspek psikomotorik, Akademi Da’wah Indonesia juga bertujuan untuk
melahirkan da’i yang memiliki skil dan kemampuan dalam berda’wah untuk
pengembangan masyarakat Islam yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi
medan da’wah dimana da’i akan bertugas. Dengan demikian, seorang da’i akan
mampu menyampaikan pesan-pesan da’wahnya sesuai dengan kondisi ummat.
Berdasarkan tujuan ADItersebut, setiap tahunnya insya
Allah ADI akan melahirkan da’i ilallah yang
siap ditugaskan ke medan da`wah dimanapun dan kapanpun diperlukan sesuai dengan
harapan ummat. Realita menunjukkan di berbagai wilayah
nusantara masih kekurangan da’i bahkan ada daerah yang tidak memiliki seorang da’ipun. Sejalan dengan itu banyaknya permintaan da’i dari
berbagai wilayah nusantara belum dapat terpenuhi.Hal itu dikarenakan
keterbatasan kader da’i khususnya di lingkungan Dewan Da’wah, padahal pengiriman
da’i merupakan salah satu upaya mensukseskan program besar Dewan Da’wah yaitu“Selamatkan
Indonesia Dengan Da’wah”.
Posting Komentar